Sedih sekali membaca opini2 negatif tentang penemuan pak Warsito. Beliau anak bangsa yang memiliki cita2 luar biasa.."mengharumkan nama bangsa di mata dunia" melalui aksi nyata beliau mampu membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia tidak kalah dengn negara2 lainnya. Penemuan beliau yg sudah diaplikasikan di jepang, NASA, dan Rusia malah mendapatkan kontra di negeri sendiri.
Beliau memang bukan ahli kesehatan, maka dari itu beliau menggandeng universitas ternama tanah air utk menunjukkan bahwa alat beliau layak. Beliau juga senantiasa mengundang ahli medis utk pembuktian. Namun sayangnya sy belum sempat menghadiri seminar beliau karena maslah jarak.
Memang, untuk bisa mendapat pengakuan medis harus melewati rangkaian yg sangat panjang karena terkait nyawa manusia. Bukan seperti penelitian kimia yg tdk diwajibkan menggunakan uji statistik. Dan kepada pasien juga beliau menjelaskan bahwa metode tersebut belum mendapatkan pengesahan dari pihak kesehatan. Dan Beliau juga menjelaskan bahwa tidak semua pasien sembuh dengan alat terapi tersebut. Tapi beliau mampu menunjukkan angka keberhasilan lebih tinggi dari failurnya. Jika tidak yakin dengn pendapat sy, silahkan kawan2 berkunjung ke komplek ruko di alam sutra Jakarta dan tanyakan langsung di sana.
Jenis kanker ada lebih dari 200. Untuk breast cancer saja penanganannya jarang sekali ada yang sama. Dari metode kemoterapi yg diberikan kepada pasien pun berbeda-beda. Banyak pasien yg sembuh, banyak pula yang gagal. Kondisi fisik tiap orang berbeda sehingga penyerapan obatpun berbeda. Ada tubuh yg tidak sanggup melawan kerasnya kemoterapi sehingga menimbulkan berbagai efek samping. Yang paling ringan adalah mual2 dan bisa juga menyebabkan kematian. Namun, apakah dokter disalahkan? Tentu saja tidak. Dokter hanya memberikan yg terbaik utk pasiennya tanpa mampu membrikan kepastian kepada pasien bahwa langkah yg diambil pasti akan berhasil.
Begitu pula dengan pak Warsito. Alat beliau hadir dengan penawarn yang relatif ringan efeksampinya dibandingkan denga kemoterapi. Bukan hanya itu, bahkan harga yang diberikan pun jauh lebih murah karena pasien bisa memiliki alatnya dan konsultasi dengan paramedis di kantor beliau. Namun sekali lagi, beliau hanya menawarkan alternatif yg mana segala keputusan ada di tangan pasien.
Lantas bagaiamana dengan sikap kita? Tidaklah bijak jika kita hanya memberikan opini-opini provokatif yang hanya menambah kebingungan masyarakat awam. Seharusnya kita berbangga ada penemuan anak bangsa yg telah mendunia. Jikalaupun masih ada celah seperti alat beliau yang harus melalui uji secara invivo dan invitro yang ternyata belum bisa beliau penuhi, maka sebaiknya kita mendukung beliau agar tetap teguh dengan karyanya. Apalagi kita sebagai generasi muda, jika saat ini saja banyak terjadi pembunuhan karakter terhadap inventor2 bangsa , lantas bagaimana dengan generasi penerus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar